Pertama sekali Ucok datang ke Jakarta, dia coba jalan-jalan mau tahu keadaan Jakarta, Pertama dia pergi ke Terminal Pl.Gadung
Kondektur : "Blok M... blok M.."
Ucok : Naik Bus kota jurusan blok M, selama dalam perjalanan setiap orang mau turun selalu sebut nama halte.
Penumpang lain : "Bang Senopati.. kiri!!", bus berhenti.
Penumpang lain : "Bang Sudirman.. kiri!!", bus berhenti.
Ucok : Wah gimana ya saya mau turun, dengan yakin ucok teriak,
Ucok : "Tahan Sihombing.. kiri!!", bus jalan terus,
Ucok : Teriak lagi, "Bang Tahan Sihombing.. kiri!!", akhirnya semua penumpang bis melihat ke arah ucok.
Ucok : Berdiri menghampiri kondektur, "Bang kau tuli ya saya tadi sudah bicara Tahan Sihombing kiri, kok bis jalan terus."
Ucok : "Tadi penumpang lain tinggal sebut nama, bus berhenti, kamu belum tahu saya ya?"
Kondektur : "Maaf bang yang mereka sebut tadi nama halte bus ,dan di Jakarta namanya Halte Tahan Sihombing tidak ada, makanya jalan terus."
Ucok : "Maaf juga bang lain kali buatkan halte Tahan Sihombing."
Minggu, 21 Agustus 2011
salah Pengertian
Setelah sehari Tagor Sitompul di kota kembang Bandung, dia sudah akrab dengan seseorang yang bernama Amit. Pada suatu hari ada undangan pernikahan dari teman Amit yang ditujukan untuk si Amit dan si Tagor Sitompul.
Mengingat bangku yang kosong hanya ada di depan, maka si Amit pun melewati para undangan dengan mengucapkan :
"Amit Pak.....Amit Bu......Amit Pak...... dst",
namun si Tagor pun mencari akal melawati para undangan dengan mengucapkan :
"Tompul Pak.....Tompul Bu.....Tompul Pak.... dst",
sampai dia duduk di kursi depan tanpa merasa bersalah.
Mengingat bangku yang kosong hanya ada di depan, maka si Amit pun melewati para undangan dengan mengucapkan :
"Amit Pak.....Amit Bu......Amit Pak...... dst",
namun si Tagor pun mencari akal melawati para undangan dengan mengucapkan :
"Tompul Pak.....Tompul Bu.....Tompul Pak.... dst",
sampai dia duduk di kursi depan tanpa merasa bersalah.
Pir atau Piro
Ada seorang Mandailing (bukan Batak, Mandailing adalah suku lain di daerah Selatan Sumut) merantau ke Jakarta, karena tidak berhasil mendapat kerja kantoran akhirnya si Mandailing ini berwirasta alias berjualan apa saja di pasar Manggarai, hari ini jualan sayur, besok jualan barang bekas, pokoknya apa saja yang memberikan untung.
Suatu hari si Mandailing ini berjualan pepaya, tengah hari datang seorang pembeli, kebetulan seorang Jawa pembantu rumah tangga yang baru datang di Jakarta, bahasa Indonesia-nya belum lancar. Sesuai instruksi majikan, si Jawa mencoba merasakan apakah pepaya yang dijual sudah masak atau belum. Dengan halus si Mandailing memperingati : “zangan keras-keras mas, supaya tidak penyok” (dengan logat Mandailing tentunya yang mirip dengan logat Batak). Setelah yakin bahwa pepaya yang mau dibeli sudah matang, si Jawa bertanya: “piro siji?”, si Mandailing heran dan tidak mengerti dan dia menjawab: “tidak keras mas ... lunak kok, coba lagi” (pir -dari piro- dalam bahasa Mandailing artinya keras).
“Ya ..... piro siji?”, si Jawa bertanya lagi, mulai keheranan.
“Tidak keras mas .... coba lagi”, si Mandailing menjelaskan lagi dengan nada mulai meninggi.
“Lha iya ...... piro?”, si Jawa bertanya lagi, tambah heran.
Misunderstanding terus berlanjut, si Mandailing makin marah dan si Jawa makin heran. Akhirnya si Mandailing bilang : “sudah kubilan lunak ... keras (pir) kau bilang .... lihat ini .....”, si Mandailing menonjok pepayanya sampai hancur.
“Dasar zawa .... sekarang kau mau apa?!”, tantang si Mandailing. Si Jawa kita terpaksa lari terbirit-birit.
Suatu hari si Mandailing ini berjualan pepaya, tengah hari datang seorang pembeli, kebetulan seorang Jawa pembantu rumah tangga yang baru datang di Jakarta, bahasa Indonesia-nya belum lancar. Sesuai instruksi majikan, si Jawa mencoba merasakan apakah pepaya yang dijual sudah masak atau belum. Dengan halus si Mandailing memperingati : “zangan keras-keras mas, supaya tidak penyok” (dengan logat Mandailing tentunya yang mirip dengan logat Batak). Setelah yakin bahwa pepaya yang mau dibeli sudah matang, si Jawa bertanya: “piro siji?”, si Mandailing heran dan tidak mengerti dan dia menjawab: “tidak keras mas ... lunak kok, coba lagi” (pir -dari piro- dalam bahasa Mandailing artinya keras).
“Ya ..... piro siji?”, si Jawa bertanya lagi, mulai keheranan.
“Tidak keras mas .... coba lagi”, si Mandailing menjelaskan lagi dengan nada mulai meninggi.
“Lha iya ...... piro?”, si Jawa bertanya lagi, tambah heran.
Misunderstanding terus berlanjut, si Mandailing makin marah dan si Jawa makin heran. Akhirnya si Mandailing bilang : “sudah kubilan lunak ... keras (pir) kau bilang .... lihat ini .....”, si Mandailing menonjok pepayanya sampai hancur.
“Dasar zawa .... sekarang kau mau apa?!”, tantang si Mandailing. Si Jawa kita terpaksa lari terbirit-birit.
Lebaran vs Sempitan
Ini cerita tentang orang Batak yang sedang pergi ke RLD (sebut saja Kramtung alias Kramat Tunggak atawa Bongkaran juga boleh), kejadian ini kebetulan pas bulan puasa menjelang lebaran. Kebetulan lagi, si Batak satu ini lagi bokek, sehingga terjadi tawar menawar yang cukup alot, akhirnya dicapai kesepakatan dan si Batak mendapatkan discount hampir 40 % dari harga normal.
Setelah menyelesaikan tugasnya termasuk memberikan bayaran yang telah disepakati, si cewek memberanikan diri minta tambahan, mas ... tambah dong .... lebaran nih. Si Batak spontan menjawab (dengan aksen Batak tentunya): lebaran kau bilang ... yang sempitan saza tak kutambah.
Setelah menyelesaikan tugasnya termasuk memberikan bayaran yang telah disepakati, si cewek memberanikan diri minta tambahan, mas ... tambah dong .... lebaran nih. Si Batak spontan menjawab (dengan aksen Batak tentunya): lebaran kau bilang ... yang sempitan saza tak kutambah.
Orang Batak Menyetop Taksi
uatu hari, ada orang Batak yang sedang berwisata di kota Jakarta dan ia bermarga Manalu, saat menunggu taksi yang lewat iapun duduk untuk beristirahat.
Saat itu ia melihat ada taksi tak berpenumpang yang kebetulan lewat maka segera iapun menyetop taksi itu, dan saat diberhentikan sang supir taksi bertanya kepada si Batak ini. "Mana lu?" tanyanya sambil mengintip dari jendela (maksudnya kamu mau ke mana?), si Batak ini kaget dan bergumam "Bah, hebat kali supir taksi di Jakarta ini? Belum apa-apa sudah tahu namaku."
Lalu ia bertanya lagi pada si supir taksi ini "Hei kau, kau paranormal ya?" Lalu supir taksi ini menjawab sambil nyeleneh dan pergi "Sinting." Si Batak ini bergumam lagi "Bah, lebih hebat lagi supir taksi ini, dia tahu kemana tujuanku.
Aku kan mau pergi ke rumah temanku si Ginting." Karena dari 5 taksi yang ia berhentikan mengatakan hal yang sama saja, si Batak ini frustasi dan akhirnya memutuskan untuk naik metro mini saja daripada repot-repot cari taksi.
Di dalam metro mini ia berkata dalam hati "Supir-supir taksi di Jakarta ini paranormal semua kelihatannya tetapi aneh, kok mereka tak mau kutumpangi ya? Padahal uangku cukup."
Saat itu ia melihat ada taksi tak berpenumpang yang kebetulan lewat maka segera iapun menyetop taksi itu, dan saat diberhentikan sang supir taksi bertanya kepada si Batak ini. "Mana lu?" tanyanya sambil mengintip dari jendela (maksudnya kamu mau ke mana?), si Batak ini kaget dan bergumam "Bah, hebat kali supir taksi di Jakarta ini? Belum apa-apa sudah tahu namaku."
Lalu ia bertanya lagi pada si supir taksi ini "Hei kau, kau paranormal ya?" Lalu supir taksi ini menjawab sambil nyeleneh dan pergi "Sinting." Si Batak ini bergumam lagi "Bah, lebih hebat lagi supir taksi ini, dia tahu kemana tujuanku.
Aku kan mau pergi ke rumah temanku si Ginting." Karena dari 5 taksi yang ia berhentikan mengatakan hal yang sama saja, si Batak ini frustasi dan akhirnya memutuskan untuk naik metro mini saja daripada repot-repot cari taksi.
Di dalam metro mini ia berkata dalam hati "Supir-supir taksi di Jakarta ini paranormal semua kelihatannya tetapi aneh, kok mereka tak mau kutumpangi ya? Padahal uangku cukup."
Don't Worry
Masa aku balik dari Singapore menaiki keretapi adalah tiga orang yang duduk bersama, dua didepan aku satu kat sebelah. Yang kat depan aku ni, orang American dan disebelahnya orang Cuba. Sebelah aku pulak orang Bangladesh. Dalam perjalanan tu kami pun berborak-boraklah pasal negara sendiri...borak punya borak, tiba-tiba si American ni pun keluarkan duit dollar dia lalu dibakarnya, dikeluarkannya sebatang rokok lalu dibakarnya rokok itu dengan duit tadi, lepas tu dibuangnya duit itu keluar. Terkejutlah semua melihat kelakuan Mat salleh tu tadi... bertanyalah si orang Cuba tadi "Why you do that for?". Dengan selamba mat salleh tu menjawab "Don't worry, I got a lot american dollar in my country".
Tercengganglah masing-masing. Belum habis tercenggang..si Cuba ni pun tiba-tiba mengeluarkan sebatang curut (curut Cuba adalah antara yang termahal didunia) lalu dinyalakannya. Belum sempat beberapa sedut..terus dia membuangnya keluar tingkap..."Why you do that for" kata american tadi... "Don't worry, i got a lot cigar in my country".
Terkejutlah aku dibuatnya. Masa tu aku tengok Bangladesh tu tengah pikir apa nak dibuat pulak. Masa dia tengah fikir. Aku pun apa lagi... tangkap Bangla tu terus aku campak ke luar tingkap....belum sempat dia orang tanya lagi aku pun cakap lah..., "DON'T WORRY, I GOT A LOT BANGLADESHIS IN MY COUNTRY"
Tercengganglah masing-masing. Belum habis tercenggang..si Cuba ni pun tiba-tiba mengeluarkan sebatang curut (curut Cuba adalah antara yang termahal didunia) lalu dinyalakannya. Belum sempat beberapa sedut..terus dia membuangnya keluar tingkap..."Why you do that for" kata american tadi... "Don't worry, i got a lot cigar in my country".
Terkejutlah aku dibuatnya. Masa tu aku tengok Bangladesh tu tengah pikir apa nak dibuat pulak. Masa dia tengah fikir. Aku pun apa lagi... tangkap Bangla tu terus aku campak ke luar tingkap....belum sempat dia orang tanya lagi aku pun cakap lah..., "DON'T WORRY, I GOT A LOT BANGLADESHIS IN MY COUNTRY"
Film-Film Hollywood Versi Bahasa Sunda
a. Saving Private Ryan - Nulungan si Rian
b. Enemy At The Gate - Musuh Ngajedog di Pager
c. Die Hard - Teu Paeh-Paeh
d. Die Hard II - Can Paeh Keneh
e. Die Hard III With A Vengeance - Nya’an euy Hese Pisan Paehna
f. Bad Boys – budag bedegong
g. Rocky - Osok Neunggeulan Batur
h. Rain Man - Lalaki Cicing di Bogor
i. Here’s Something About Marry - Ari Ceu Meri Teh Kunaon?
j. Mission Impossible - Moal Bisa
k. Titanic - Tilelep
l. Paycheck - Nganjuk Heula
m. Reign of Fire - Beubeuleuman
n. Original Sin - Tara Ka Mesjid
o. Sleepless In Seattle - Cenghar Di Ciateul
p. Silence of The Lambs - Embe Pundung
q. Ghost - Jurig Kasep
r. Bad Boys - Budak Baong
s. Are We There Yet? - Lila Teuing Nepina Euy?
t. Home Alone - Tinggaleun
u. Casablanca - Mengkol Ti Sudirman
v. Gone In Sixty Seconds - Indit Siah Kaditu!
w. The Awakening - Hudang Sare
x. After The Sunset - Tereh Maghrib
b. Enemy At The Gate - Musuh Ngajedog di Pager
c. Die Hard - Teu Paeh-Paeh
d. Die Hard II - Can Paeh Keneh
e. Die Hard III With A Vengeance - Nya’an euy Hese Pisan Paehna
f. Bad Boys – budag bedegong
g. Rocky - Osok Neunggeulan Batur
h. Rain Man - Lalaki Cicing di Bogor
i. Here’s Something About Marry - Ari Ceu Meri Teh Kunaon?
j. Mission Impossible - Moal Bisa
k. Titanic - Tilelep
l. Paycheck - Nganjuk Heula
m. Reign of Fire - Beubeuleuman
n. Original Sin - Tara Ka Mesjid
o. Sleepless In Seattle - Cenghar Di Ciateul
p. Silence of The Lambs - Embe Pundung
q. Ghost - Jurig Kasep
r. Bad Boys - Budak Baong
s. Are We There Yet? - Lila Teuing Nepina Euy?
t. Home Alone - Tinggaleun
u. Casablanca - Mengkol Ti Sudirman
v. Gone In Sixty Seconds - Indit Siah Kaditu!
w. The Awakening - Hudang Sare
x. After The Sunset - Tereh Maghrib
Langganan:
Postingan (Atom)