Walau boleh dikatakan umurnya masih seumur jagung, namun Liga Primer Indonesia sudah menampakkan taji profesionalitasnya. bagaimana tidak, di usianya yang belum genap satu tahun, kompetisi tandingan yang diprakarsai oleh Arifin Panigoro ini sudah tumbuh menjadi sebuah kompetisi profesional yang solid dan tak kalah bagus dengan Liga Super Indonesia yang notabene adalah liga resmi yang bernaung langsung di bawah panji PSSI. Bahkan menurut saya, hanya dalam waktu tiga tahun saja, kompetisi LPI sudah bisa menandingi LSI.
Ungkapan di atas tak main-main, LPI telah terbukti mempunyai banyak keunggulan yang belum tentu dimiliki oleh LSI, namun disini saya hanya akan mengemukakan 4 keunggulan pokok yang menjadikan LPI lebih baik dari LSI. Berikut dalah empat keunggulan tersebut :
1. Liga yang mandiri
Simpel saja keunggulan pertama LPI bila dibandingkan dengan LSI, Semuanya juga tahu kalau LPI adalah liga yang mandiri. Semua pembiayaan kompetisi baik secara liga mupun klub, semuanya menggunakan dana sendiri yang berasal dari iklan, hak siar TV, sponsor, penjualan tiket, dll. Sangat berbeda jauh dengan LSI yang sebagian besar klubnya masih mengandalkan APBD sebagai sumber keuangan utama klub. Hal inilah yang membuat LPI seperti liga-liga terkenal di dunia dimana setiap klub berjuang dengan dana yang didapat dari usaha sendiri, bukan dari APBD yang seharusnya digunakan untuk membantu rakyat dibidang yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
2. Transparan dan terbuka
Pengurus Liga Primer Indonesia sadar bahwa keterbukaan adalah hal yang baik dalam sebuah liga, hal ini pulalah yang berusaha diterapkan di dalam kompetisi LPI. Semua data manajemen liga mulai dari nilai kontak, dana operasional, hingga mekanisme pengelolaan kompetisi dilaporkan secara transparan dan jelas. Bahkan hak siar TV pun dibagi secara jelas oleh Konsorsium, dimana pendapatan dari Hak siar dibagi kepada setiap klub tergantung dari nilai ratingnya. Lain dengan LSI yang seolah ditutup-tutupi oleh berbagai pihak.
3. Mengacu pada permainan Eropa
Sebagai kompetisi yang baru, banyak klub-klub LPI yang mencoba untuk mengembangkan sepakbola baru yang mengacu pada sepakbola modern ala eropa. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya klub-klub LPI yang muli menggunakan formasi 4-4-2, formasi yang sangat sering digunakan oleh tim-tim eropa. Lain dengan LSI yang sepengatahuan saya masih banyak menganut sepakbola Indonesianis, dimana rata-rata tim-tim LSI masih setia dengan formasi 3-5-2. hal ini mungkin sedikit banyak dipengaruhi oleh banyakya pelatih asing yang melatih-tim tim LPI.
4. Pengelolaan Keuangan Klub yang baik
Sebagai lIga mandiri, otomatis klub-klub LPI juga harus bisa mengatur pengelolaan uang. Dan klub-klub LPI telah membuktikanya. Klub-klub LPI sangat hati-hati untuk membelanjakan uangnya, Uang pendapatan dikelola secara maksimal dengan teliti dan penuh perhitungan, bahkan sampai ada tim pengawas khusus dari konsorsium yang bertugas untuk memantau keuangan tim. Hal ini membuat klub berbelanja pemain sesuai kebutuhan, Tak seperti Klub-klub LSI yang sebagian besar Jor-joran untuk berbelanja pemain, akibatnya tak jarang ada pemain yang gajinya nunggak sampai berbulan-bulan.
Secara garis besar, empat poin tadilah yang membuat LPI lebih baik dari LSI. tapi sebelumnya saya tekankan, artikel ini dibuat bukan karena saya pro LPI lho, tapi memang karena benar adanya, syukur-sykur ada orang LSI yang membaca artikel ini dan bisa ikut membantu merubah LSI. Tapi bagaimanapun juga, saya tetap ingin liga kita bersatu, seperti bersatunya perserikatan dan Galatama di masa pertengahan 90-an.
Hidup sepakbola Indonesia, Semoga bisa mengharumkan negara lewat sepakbola